Kamis, 07 Mei 2015

A.K.S.I (Ajang Kreasi Seni)

NASKAH PUISI UNTUK LOMBA BACA PUISI



1. INDONESIA MERAH PUTIH KU

M. RAUDAH JAMBAK

Indonesia,indonesia
Di negeri ini aku dilahirkan
Di negeri ini aku dibesarkan
Di negeri ini aku menggapai
Segala impian
Segala harapan
Segala cita
Dan cinta

Indonesia,indonesia
Engkau adalah taman terindah
Ibu yang paling ramah,penuh
Kasih dan sayang
Dalam suka
Maupun duka

Indonesia , indonesia
Adalah doa-doa hikmat sebelum tidur
Adalah gula dalam setiap makanan maupun manisan
Adalah cahaya penerang segala terang maupun yang kabur
Adalah puncak segala warna dalam lukisan dan racik tenunan

Indonesia , indonesia
Laksana obat penghilang perih luka-luka
Tilang paling nyaman setiap ketentraman berdiam
Danau tempat membasuh tumpukan-tumpukan duka
Dan senyum dalam mata paling nyalang atau sebenam pejam
Indonesia , indonesia
Barisan semangat sepanjang carnaval
Anak –anak yang berlari riang sepanjang jernal
Kekasih segala pujaan, membenam segala gombal

Indonesia, indonesia
Merah darahku
Putih tulangku
Ditubuhku
Kita menyatu

Padu 


2. SEBAB PAHLAWAN NAMAKU

Karya : M. Raudah Jambak

Di dalam negeri yang penuh rahasia, aku terlahir
Dari seorang ibu yang tak henti mengumpulkan
Segala tetes air mata di pualam pipinya
Tumbuh besar sampai sekarang menjaga usia
Setua misteri yang beralis segala teka teki
Dan memberi namaku Pahlawan

Bukan aku yang meminta nama segagah itu
Bukan aku yang memaksa untuk ditabalkan
Bukan aku yang terpaksa atau bahkan rela
Merengek-rengek agar semua orang tahu
Tidak ada Pahlawan selain aku

Aku tidak harus mati dulu
Apalagi mengumpulkan kartu tanda penduduk
Atau mengumpulkan kartu keluarga sekian ribu
Bahkan harus PEMILU agar ibu menuliskan
Kata Pahlawan di keningku

Ooi, Aku bangun jiwa raga ini
Aku bangun cita-cita ini
Aku bangun negeri ini
Dengan nurani
sebab pahlawan namaku

Ooi, Tak harus kutempuh cara yang sama
Tak harus kutempuh jalan membabi buta
Tak harus kutempuh menikung suka-suka
Tapi kususuri cara yang sesederhana jiwa
sebab pahlawan namaku

Ooi, Sebab aku terlahir
di dalam negeri penuh rahasia dari seorang ibu
yang tak henti mengumpulkan segala tetes air mata
di pualam pipinya,

Maka pahlawan namaku




3. KAMPUNG MEDAN

Karya : Aprion 
Hari ini
tiada kudengar lagi
lantun kisahmu sepanjang waktu
menembus gelombang-merambah hutan
membuka ladang tanah huma

tiada kudengar lagi
raung suara pergolakan
penjaga kampung terjajah
selain tetabuh
menghapus jejak masa silam

dimanakah engkau
dimanakah engkau wahai datuk

kulihat angin menggulung akar pohon
tanah kelahiran dirundung nestapa
meraungkan tangis
bau amis di udara yang tipis

di jalan setapak penuh embun menenun lamun
saban hari ketika pulang dan pergi
menggantungkan lampu waktu subuh

dimanakah engkau
dimanakah engkau wahai datuk

tiada kulihat jejakmu
sepanjang gugusan lembah
tanah merekah

selain tubuh melayang terbang
dijemput ajal
diamuk cuaca saat azan tiba

tanahmu
tanahmu kini
menjelmakan petaka
badai dan hujan



4. Tanah Air Mata

Karya : Sutardji Calzoum Bachri


Tanah airmata tanah tumpah dukaku
mata air airmata kami
airmata tanah air kami
di sinilah kami berdiri
menyanyikan airmata kami
di balik gembur subur tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase megah gedung-gedungmu
kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan duka lara
tapi perih tak bisa sembunyi
ia merebak kemana-mana
bumi memang tak sebatas pandang
dan udara luas menunggu
namun kalian takkan bisa menyingkir
ke manapun melangkah
kalian pijak airmata kami
ke manapun terbang
kalian kan hinggap di air mata kami
ke manapun berlayar
kalian arungi airmata kami
kalian sudah terkepung
takkan bisa mengelak
takkan bisa ke mana pergi
menyerahlah pada kedalaman air mata
(1991)


5. RAKYAT

Karya : Hartoyo Andangjaya


Rakyat ialah kita
jutaan tangan yang mengayun dalam kerja
di bumi di tanah tercinta
jutaan tangan mengayun bersama
membuka hutan-hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga
mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota
menaikkan layar menebar jala
meraba kelam di tambang logam dan batubara
Rakyat ialah tangan yang bekerja

Rakyat ialah kita
otak yang menapak sepanjang jemari angka-angka
yang selalu berkata dua adalah dua
yang bergerak di simpang siur garis niaga
rakyat ialah otak yang menulis angka-angka

Rakyat ialah kita
beragam suara di langit tanah tercinta
suara bangsi di rumah berjenjang bertangga
suara kecapi di pegunungan jelita
suara bonang mengambang di pendapa
suara kecak di muka pura
suara tifa di hutan kebun pala
Rakyat ialah suara beraneka

Rakyat ialah kita
puisi kaya makna di wajah semesta
di darat
hari yang berkeringat
gunung batu berwarna coklat
di laut
angin yang menyapu kabut
awan menyimpan topan
rakyat ialah puisi di wajah semesta


Rakyat ialah kita
darah di tubuh bangsa
debar sepanjang masa