NASKAH PUISI UNTUK LOMBA BACA PUISI
1. INDONESIA MERAH PUTIH KU
M. RAUDAH JAMBAK
Indonesia,indonesia
Di negeri
ini aku dilahirkan
Di negeri
ini aku dibesarkan
Di negeri
ini aku menggapai
Segala
impian
Segala
harapan
Segala cita
Dan cinta
Indonesia,indonesia
Engkau
adalah taman terindah
Ibu yang
paling ramah,penuh
Kasih dan
sayang
Dalam suka
Maupun duka
Indonesia ,
indonesia
Adalah
doa-doa hikmat sebelum tidur
Adalah gula
dalam setiap makanan maupun manisan
Adalah
cahaya penerang segala terang maupun yang kabur
Adalah
puncak segala warna dalam lukisan dan racik tenunan
Indonesia ,
indonesia
Laksana obat
penghilang perih luka-luka
Tilang
paling nyaman setiap ketentraman berdiam
Danau tempat
membasuh tumpukan-tumpukan duka
Dan senyum
dalam mata paling nyalang atau sebenam pejam
Indonesia , indonesia
Barisan
semangat sepanjang carnaval
Anak –anak
yang berlari riang sepanjang jernal
Kekasih
segala pujaan, membenam segala gombal
Indonesia,
indonesia
Merah
darahku
Putih
tulangku
Ditubuhku
Kita menyatu
Padu
2. SEBAB PAHLAWAN NAMAKU
Karya
: M. Raudah Jambak
Di dalam negeri yang penuh rahasia, aku terlahir
Dari seorang ibu yang tak henti mengumpulkan
Segala tetes air mata di pualam pipinya
Tumbuh besar sampai sekarang menjaga usia
Setua misteri yang beralis segala teka teki
Dan memberi namaku Pahlawan
Bukan aku yang meminta nama segagah itu
Bukan aku yang memaksa untuk ditabalkan
Bukan aku yang terpaksa atau bahkan rela
Merengek-rengek agar semua orang tahu
Tidak ada Pahlawan selain aku
Aku tidak harus mati dulu
Apalagi mengumpulkan kartu tanda penduduk
Atau mengumpulkan kartu keluarga sekian ribu
Bahkan harus PEMILU agar ibu menuliskan
Kata Pahlawan di keningku
Ooi, Aku bangun jiwa raga ini
Aku bangun cita-cita ini
Aku bangun negeri ini
Dengan nurani
sebab pahlawan namaku
Ooi, Tak harus kutempuh cara yang sama
Tak harus kutempuh jalan membabi buta
Tak harus kutempuh menikung suka-suka
Tapi kususuri cara yang sesederhana jiwa
sebab pahlawan namaku
Ooi, Sebab aku terlahir
di dalam negeri penuh rahasia dari seorang ibu
yang tak henti mengumpulkan segala tetes air mata
di pualam pipinya,
Maka pahlawan namaku
3. KAMPUNG MEDAN
Karya
: Aprion
Hari
ini
tiada kudengar lagi
lantun kisahmu sepanjang waktu
menembus gelombang-merambah hutan
membuka ladang tanah huma
tiada kudengar lagi
raung suara pergolakan
penjaga kampung terjajah
selain tetabuh
menghapus jejak masa silam
dimanakah engkau
dimanakah engkau wahai datuk
kulihat angin menggulung akar pohon
tanah kelahiran dirundung nestapa
meraungkan tangis
bau amis di udara yang tipis
di jalan setapak penuh embun menenun lamun
saban hari ketika pulang dan pergi
menggantungkan lampu waktu subuh
dimanakah engkau
dimanakah engkau wahai datuk
tiada kulihat jejakmu
sepanjang gugusan lembah
tanah merekah
selain tubuh melayang terbang
dijemput ajal
diamuk cuaca saat azan tiba
tanahmu
tanahmu kini
menjelmakan petaka
badai dan hujan
4. Tanah Air Mata
Karya : Sutardji
Calzoum Bachri
Tanah airmata tanah tumpah dukaku
mata air airmata kami
airmata tanah air kami
di sinilah kami berdiri
menyanyikan airmata kami
di balik gembur subur tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase megah gedung-gedungmu
kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan duka lara
tapi perih tak bisa sembunyi
ia merebak kemana-mana
bumi memang tak sebatas pandang
dan udara luas menunggu
namun kalian takkan bisa menyingkir
ke manapun melangkah
kalian pijak airmata kami
ke manapun terbang
kalian kan hinggap di air mata kami
ke manapun berlayar
kalian arungi airmata kami
kalian sudah terkepung
takkan bisa mengelak
takkan bisa ke mana pergi
menyerahlah pada kedalaman air mata
(1991)
5. RAKYAT
Karya : Hartoyo Andangjaya
Rakyat ialah kita
jutaan tangan yang mengayun dalam kerja
di bumi di tanah tercinta
jutaan tangan mengayun bersama
membuka hutan-hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga
mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota
menaikkan layar menebar jala
meraba kelam di tambang logam dan batubara
Rakyat ialah tangan yang bekerja
Rakyat ialah kita
otak yang menapak sepanjang jemari angka-angka
yang selalu berkata dua adalah dua
yang bergerak di simpang siur garis niaga
rakyat ialah otak yang menulis angka-angka
Rakyat ialah kita
beragam suara di langit tanah tercinta
suara bangsi di rumah berjenjang bertangga
suara kecapi di pegunungan jelita
suara bonang mengambang di pendapa
suara kecak di muka pura
suara tifa di hutan kebun pala
Rakyat ialah suara beraneka
Rakyat ialah kita
puisi kaya makna di wajah semesta
di darat
hari yang berkeringat
gunung batu berwarna coklat
di laut
angin yang menyapu kabut
awan menyimpan topan
rakyat ialah puisi di wajah semesta
Rakyat ialah kita
darah di tubuh bangsa
debar sepanjang masa